Saturday, July 27, 2013

Muhyaro, sang SOSOK 'Jagal' dari Lereng Gunung Sumbing

Muhyaro, sang SOSOK  'Jagal' dari Lereng Gunung Sumbing


Muhyaro (45) bukan hanya tersangka penipuan, tapi juga membunuh 3 korbannya. Pria ini juga menyebabkan gugurnya perwira Polda Jateng AKP Yahya R Lihu. Seperti apakah sosok pelaku penipuan sekaligus jagal ini?

Muhyaro, warga Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Magelang itu berwajah oval, berambut lurus dan disisir ke samping kanan. Kumisnya tipis dan sedikit memanjang hingga melebihi ukuran bibir.

Oleh warga setempat, Muhyaro bukan siapa-siapa. Sehari-hari ia bertani, menggarap kebun sayur loncangnya. Kebunnya, yang jauh dari permukiman warga itu, berjarak 1 km dari rumah.

"Ia petani," kata salah satu perangkat desa Hasim yang ikut mengevakuasi mayat Muhyaro dari jurang di lereng Gunung Sumbing, Kamis (25/7) lalu.

Bagi beberapa orang luar daerah, ternyata Muhyaro bukan hanya petani biasa. Ia dianggap sebagai dukun dengan 'spesialisasi' penggandaan uang. Belum jelas bagaimana cara kerjanya, tapi ia sudah berhasil mengelabui beberapa korban. Salah satu korbannya adalah anak guru besar Undip bernama Yulanda Rifan.


http://images.detik.com/customthumb/2013/07/28/10/074951_muhyaroh.jpg?w=460


Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, Muhyaro pernah berurusan dengan penegak hukum. Ia ditangkap dalam kasus pencurian. "Kejadiannya beberapa tahun lalu," ungkap seorang perwira kepolisian di Polres Magelang.

Meski demikian, aksi kriminal Muhyaro tak berhenti. Diam-diam ia berpraktik sebagai dukun pengganda uang.

Muhyaro tewas terjun ke jurang saat digelandang polisi, Kamis (25/7) lalu. Saat kejadian, AKP Yahya mengikat tangannya ke tangan Muhyaro dengan harapan tersangka tidak kabur. Namun nasib berkata lain. Ia ikut terseret ke jurang dan menghembuskan nafas terakhir saat dibawa ke rumah sakit.

Di kebun Muhyaro, polisi menemukan 3 mayat yang dikubur secara tidak beraturan, Sabtu (27/7). Salah satu mayat masih terlihat baru dikuburkan. Jasadnya masih utuh. Di dekatnya ditemukan 2 mayat lain yang sudah agak rusak. Ketiga mayat ini dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk diautopsi.

Belum diketahui bagaimana cara Muhyaro membunuh para korban. Juga apakah ia melakukannya sendirian atau dibantu orang lain. Polisi masih terus mendalami kasusnya. Minggu (28/7), penyisiran dilakukan lagi untuk memastikan ada tidaknya korban jagal dari lereng Gunung Sumbing ini.

Cerita Pencarian Anak Guru Besar dan Terkuaknya Kedok Sang 'Jagal'


 Meski ditutup-tutupi serapat mungkin, aksi kriminal acapkali tetap terendus. Seperti yang dilakukan Muhyaro (45), pria yang berasal lereng Gunung Sumbing, tepatnya Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Magelang ini. Bukan hanya pelaku penipuan, ia juga pembunuh 3 orang. Muhyaro juga menyebabkan gugurnya perwira polisi Polda Jateng, AKP Yahya R Lihu.
Kedok Muhyaro sebagai 'jagal' terungkap saat polisi mengusut kasus penipuan dan hilangnya seorang anak guru besar Univesitas Diponegoro Semarang bernama Yulanda Rifan. Dalam laporan disebutkan Rifan tak diketahui keberadaannya setelah pergi ke alun-alun Magelang pada awal Juli 2013. Muhyaro ditangkap karena terdeteksi sebagai orang yang berkomunikasi terakhir dengan Rifan.

Polisi mengembangkan kasusnya. Muhyaro mengaku membunuh Rifan dan menguburnya di dekat rumah. Kemudian, sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis (25/7), AKP Yahya R Lihu yang menjabat sebagai Kanit Resmob Polda Jateng bersama anak buahnya menggelandang dan meminta Muhyaro menunjukkan tempat ia mengubur korban.

Yahya memborgol Muhyaro, lalu mengikatkan tangannya ke tangan Muhyaro agar tersangka penipuan itu tidak kabur. Keduanya turun dari mobil dan saat berjalan beriringan, Muhyaro melompat ke jurang. Yahya terseret dan ikut jatuh.

Beberapa anak buah Yahya panik. Kondisi gelap. Tubuh Muhyaro dan Yahya ditelan rimbunnya pepohonan di jurang sedalam 100 meter. Beberapa jam kemudian, bantuan datang. Evakuasi berlangsung cukup lama. Baru pada pukul 11.30 WIB, Munyaroh dan Yahya ditemukan.

Saat dievakuasi, Muhyaro telah tewas dan Yahya dalam kondisi kritis. Muhyaro dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi dan Yahya dibawa ke rumah duka, Banyumanik Semarang, untuk dimakamkan.

Meski tersangka sudah tewas, polisi tak menghentikan penyelidikan. Mereka mengecek dan menggali rumah Muhyaro, Jumat (26/7). Tak ditemukan apa-apa. Kemudian, polisi yang membawa anjing pelacak beringsut ke kebun milik Muhyaro yang berjarak 1 km dari rumah. Di tempat itulah, polisi menemukan 3 mayat, Sabtu (27/7).

Salah satu mayat masih terlihat baru dikuburkan. Jasadnya masih utuh. Di dekatnya, dua mayat lain yang sudah agak rusak ditemukan. Posisi dua mayat ini berlawanan arah, menghadap barat dan timur. Ketiga mayat ini dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk diautopsi.

"Tidak ada identitas dan kondisi mayat sudah tak bisa dikenali," kata Direskrimum Polda Jateng Kombes Purwadi Arianto.

Rencananya, penyisiran akan dilakukan lagi hari ini, Minggu (28/7/2013). Tak diketahui, ada tidaknya korban lain dari jagal dari lereng Gunung Sumbing ini.


Muhyaro, sang SOSOK  'Jagal' dari Lereng Gunung Sumbing
sumber | edan77.blogspot.com

No comments:

Post a Comment