Saturday, July 27, 2013

Sok Tahunya Jokowi Masalah Mesir, Membuat Terlihat Bodoh Beneran... Mari Kupas Prestasi Presiden Mursi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang akrab dipanggi Jokowi, mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/7). Kedatangannya untuk menjadi narasumber dalam diskusi 'Kepemimpinan Nasional'.

Jokowi menjelaskan, zaman sekarang pemimpin diharuskan meninggalkan keeklusifannya dan lebih berbaur kepada masyarakat.

''Jadi rakyat sama pemimpinnya gak ada sekat,'' katanya, Kamis (25/7). Dia mencontohkan dengan peristiwa yang terjadi di Mesir beberapa waktu lalu.




http://lh3.ggpht.com/-1yHsZvHSbhk/UfC9gN6204I/AAAAAAAAS24/2n-t6Qw1xXg/jokowi%252520hina%252520mursi_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800

Menurutnya, kepemimpinan Mohammad Mursi, yang sangat eksklusif justru menurunkan kepercayaan rakyatnya. Alhasil rakyatnya sendiri yang menurunkan pemimpinnya.

Pasalnya, kepemimpinan yang eksklusif dan tertutup membuat rakyat tidak menerima bentuk perhatian dari pemimpin. Karena pemimpin tersebut tidak mengerti bahkan tidak tahu apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan rakyatnya.

''Jadi pemimpin ekslusif tidak tahu apa yang diinginkan rakyatnya,'' kata Jokowi yang ketika itu memakai baju Putih bercelana hitam.

Jika pemimpin tidak eksklusif, maka akan timbul kepercayaan rakyat terhadapnya. Dan segala perubahan sekecil apapun akan didukung oleh rakyatnya.

Menurut Jokowi, rakyat membutuhkan sebuah perubahan sekecil apapun demi kesejahteraan. Mulai dari yang kecil akan muncul perubahan yang besar bahkan signifikan. ''Kan yang dibutuhkan rakyat pemimpin yang bisa melakukan perubahan,'' katanya.

Setelah pemimpinnya tidak ekslusif dan mengerti keinginan rakyat alias rakyat percaya, barulah pemimpin tersebut membangun mental rakyat, dalam artian me'reform' karakter masyarakat.

Kepemimpinan seperti ini sudah harus dilakukan. Jokowi menjelaskan, ini adalah metode horizontal, di mana pemimpin dan rakyat terjalin sebuah hubungan kepercayaan.

Berita ini dilaporkan oleh Republika pada hari Kamis, 25 Juli 2013.

Sikap Jokowi yang menganggap remeh Presiden Muhammad Mursi ini benar-benar membuat umat Islam geram. Pasalnya, segudang prestasi telah dibuat oleh Presiden Muhammad Mursi daripada peran Jokowi yang hingga saat ini tidak jelas apa prestasinya, kecuali hanya menghamburkan uang negara.

Mari melihat prestasi Presiden Mesir, Muhammad Mursi dengan Prestasi Jokowi.

1. Presiden Muhammad Mursi seorang yang hafal Al Quran, berbeda dengan Jokowi yang tentunya tidak hafal Al Quran.

2. Baru menjabat sistem pengamanan diperlonggar agar tidak mengganggu lalu lintas

Sumber pasukan pengawal presiden (paswalpres) mengungkapkan, Mursi meminta sistem pengamanannya diperlonggar dan konvoi kendaraan yang mengiringi saat bepergian dikurangi supaya tidak mengganggu lalu lintas.

Bagaimana dengan pejabat di Indonesia? Jangankan seorang presiden, Bupati atau walikota ketika melintas di jalan, membuat semua harus mengalah dan memacetkan jalanan lain.

3. Presiden Muhammad Mursi Menolak pindah dari rumah kontrakannya

Pihak paswalpres telah meminta secara resmi agar Mursi pindah dari rumah kontrakannya sekarang yang agak jauh dari kantor presiden di Istana Al Ittihadiyah, ke Istana Al Salam yang berdampingan. Namun, Mursi masih menolak pindah.

Kalau di Indonesia adakah pejabat tetap betah di rumah kontrakan atau rumah lamannya? Sementara fasilitas mewah telah menanti. Apa Kabar JOKOWI???

4. Presiden Mursi selalu memimpin ibadah

Ketika mengunjungi kantor kepresidenan, Senin dan Selasa lalu, Mursi selalu menjadi imam dalam shalat bersama para pegawai istana.

Ini contoh pemimpin lahir batin, memimpin rakyatnya dunia dan akhirat. Agak sulit menemukan pemimpin negeri ini menjadi imam dalam shalat. Apalagi Jokowi? Wudhu saja baru masukan air ke hidung lalu langsung basuh kakinya. Bagaimana bisa jadi Imam dalam shalat?

5. Presiden Mursi tidak ingin bawahannya direpotkan dan menderita

Mursi diberitakan mendadak marah ketika melihat anggota paswalpres berdiri di bawah terik matahari. Setelah bertanya kepada komandan pengawal, Mursi meminta anggota pengawal yang berdiri di bawah terik matahari segera bubar dan mencari tempat teduh.

Duh…rindu pemimpin kayak gini, sangat kasihan pada bawahannya. Sampai urusan berjemur saja diperhatikan. Di Indonesia bagaimana sobat? Beda dengan Jokowi, malah enak-enakan di berada ditempat teduh sedangkan bawahannya kepanasan.

6. Presiden Mursi tidak ingin keluaganya ikut nimbrung faslititas negara

Paswalpres kini juga direpotkan oleh istri Mursi, Sayyidah Nagla Mahmud, yang belum mau pindah dari Zagazig ke kota Kairo karena harus menunggui putra bungsunya, Abdullah, menyelesaikan ujian akhir sekolah menengah. Paswalpres pun menempatkan 10 petugas dan tiga kendaraan untuk mengamankan rumah Mursi di Zagazig, tak jauh dari Universitas Zagazig itu.

Coba kalau istrinya Jokowi... hayo...???

7. Presiden Mursi Tidak ingin dirinya dipuja-puji berlebihan

Mursi juga memerintahkan tidak memasang fotonya di kantor pemerintah atau di mana saja. Hal itu berbeda dengan kebiasaan pemimpin Arab yang suka jika fotonya dipasang di mana-mana,

bahkan membuat patung dirinya.

Jangankan jadi presiden, mau ikut jadi calon Bupati aja, foto bertebaran dimana-mana sampai pohon pun menjerit karena dipaku dan dijerat kawat.

Lalu Jokowi kalau kemana-mana bawa para wartawan, biar diliput. Lalu fotonya nampang dimana-mana, bahkan dipuji-puja berlebihan oleh pendukungnya hingga seperti Tuhan yang dianggap orang tidak pernah salah, dikritik sedikit, pengkritik dicaci maki pendukungnya.

8. Istri Mursi tidak mau disebut Ibu Negara tapi cukup ‘Pelayan Rakyat’

Kompas.com memberitakan bahwa Media-media Mesir melaporkan, Naglaa Ali Mahmoud lebih memilih tidak tinggal di Istana Presiden. Dia juga tidak ingin disebut ibu negara. (Baca kompas.com : “Nyonya Mursi Pilih Disebut Pelayan Rakyat”)

“Saya hanya ingin disebut sebagai istri presiden,” katanya kepada Associated Press.
“Siapa yang bilang istri presiden harus disebut ibu negara?” ucapnya.

Naglaa sesungguhnya hanya ingin dipanggil “Ummi Ahmed”, atau Ibu Ahmed, putra sulungnya. Kalaupun gelar menjadi keharusan, katanya, dia tidak tidak berkeberatan dipanggil “pelayan rakyat”.

Coba kalau dengan istri Jokowi, kalau dipanggil "Pelayan Rakyat" mau nggak? Silahkan DICOBA...

9. Presenter Aljazeera mengungkap Prestasi Presiden Mursi yang tersebunyi.

  a. Mursi telah mengeluarkan Mesir dari ketergantungan ekonomi pada Amerika dengan kesuksesannya dalam program swasembada gandum sampai 70 % setelah menghasilkan gandum dengan kwalitas baik dan harga yang murah.

  b. Mursi telah mencetuskan proyek raksasa di Terusan Suez untuk memperbaiki kapal-kapal yang masuk Mesir. Hal ini bisa meningkatkan pendapatan Mesir selama sepuluh tahun ke depan dari 3 Miliyar USD menjadi100 Miliyar USD pertahun. Hal ini membuat Tel Aviv (Israel) dan Dubai marah.

  c. Mursi membuka zona industri, pertama di bawah naungan Qatar dan zona industri kedua di bawah naunganTurki

  d. Mursi membuka cabang perusahaan Samsung untuk produksi -bukan pemasaran- yang memberikan jaminan lapangan pekerjaan yang aman untuk rakyat Mesir.

  e. Mursi mengawasi perusahaan ipad Mesir dengan keahlian, industri dan spesifikasi Mesir.

10. Bahkan Partai Lain, Partai Buruh Mesir Pun Mengakui Prestasi Presiden Mursi

Presiden Partai Buruh, Magdi Hussein Islam. Menyatakan bahwa Presiden Mursi adalah orang yang paling terbuka ketika berdialog, Mursi merupakan Presiden Mesir satu-satunya yang membuat berbagai terobosan untuk merangkul semua pihak, baik yang kontra dan yang pro terhadapnya.

Mari lihat pemaparan Presiden Partai Buru Mesir mengenai Presiden Mursi.

Hussein juga mengatakan bahwa, gerakan oposisi saat ini merupakan gerakan yang mestinya menghargai demokrasi sebagaimana teriakan mereka yang lalu mengenai tuntutan demokrasi. Bahwa pemerintahan Mesir saat ini dikuasai oleh Ikhwanul Muslimin, maka harus berbesar hati. Tetapi ada waktu hingga 3 bulan kedepan untuk bisa meyakinkan publik tentang agenda-agenda oposisi.

Hussein juga menyayangkan sikap oposisi yang hanya ingin berkuasa secepatnya, "Seharusnya mereka memberikan kontribusi yang baik dalam pelaksanaan

kebijakan publik dari negara, tetapi pihak oposisi tidak ingin bekerja dalam waktu yang lama, mereka tidak mempunyai kesabaran dan mereka tidak mau menerima aturan demokrasi, mereka juga penuh nafsu membunuh dan mereka ingin memerintah lebih cepat, yakni sekarang bukan besok, semua berbicara tentang dirinya sendiri dengan memposisikan dirinya sebagai penyelamat Mesir. Padahal mereka hanya segerombolan orang yang egois mementingkan diri mereka sendiri," kata Hussein.

Magdi Hussein Islam juga menyerukan agar setiap partai meniru sikap besar hati Ikhwanul Muslimin. Hussein menyangkal jika ia dianggap sebagai pro dengan Presiden Mursi, tetapi ia juga tidak boleh menyangkal bahwa kinerja Ikhwanul Muslimin memang telah maksimal ketika mereka berkuasa setelah mantan Presiden Hosni Mubarak jatuh.

Dan hal yang sangat menarik bahwa Ihwanul Muslimin tidak fokus pada berbagai tuduhan kesalahan yang dulu ditimpakan kepada mereka, mereka tidak fokus dalam menyakal tuduhan palsu dan konyol yang pernah dituduhkan kepada mereka pada era pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Jika mau, bisa saja saat ini adalah era balas dendam Ikhwnaul Muslimin kepada "Mesir" atas perlakuan tidak adilnya. Tetapi itu tidak dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin, bahkan Presiden Mursi sendiri bersikap berbesar hati walaupun ia pernah ditahan oleh seorang jenderal yang hingga saat ini masih aktif berdinas. Tidak ada balas dendam. Sikap seperti ini yang mestinya menjadi hal luar biasa pelajaran penting dari Ikhwanul Muslimin yang sekitar 80 tahun dianiaya oleh Pemerintah Mesir dahulu.

Magdi Hussein Islam sendiri menyatakan bahwa masih tetap berada dalam barisan oposisi, tetapi ia hanya ingin proporsional dalam setiap langkahnya, tidak reaktif dan terburu-buru, hal yang penting adalah mampu menghargai walaupun berbeda pendapat.

"Kami tetap beroposisi, tetapi oposisi kami adalah dalam hal yang baik, membangun dan tidak merusak," kata Hussein.

Dengan begini sudah sangat jelas bahwa sebenarnya Jokowi sok-sok-an bicara mengenai konflik di Mesir, tetapi dia tidak mengetahui akar permasalahan di negeri Piramida tersebut. Jokowi hanya orang yang "NGEMINTER" (istilah bahasa Jawa, Orang Yang Tidak Pintar Tapi Sok Pintar).

Jadi... benar, ternyata Jokowi memang Sok TAHU!!!

(Diambil dari berbagai Sumber)

sumber | edan77.blogspot.com | http://www.suaranews.com/2013/07/sok-tahunya-jokowi-masalah-mesir.html

No comments:

Post a Comment