Friday, July 26, 2013

Pengamat: Kinerja Jokowi, Jangan Ditanya Lagi, Masih BERANTAKAN !

JAKARTA — Akademisi asal Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukkan olehnya. Menurutnya, apabila Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden 2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya.

"Yang membuat elektabilitas Jokowi di survei itu naik dan maju menjadi capres itu kan karena pemberitaan pers media. Kalau kinerja, jangan ditanya lagi, masih berantakan," kata Iberamsjah saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Senin (22/7/2013).

Program-program yang sudah berjalan, seperti Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan seleksi jabatan terbuka pun masih banyak menemui persoalan. Menurutnya, program-program itu ia paksa untuk berjalan cepat. Padahal, sistem dan regulasi yang digunakan masih belum sempurna.

Untuk membayar klaim rumah sakit atas KJS, menurut dia, semakin dipersulit. Hal itulah yang menyebabkan beberapa rumah sakit enggan bekerja sama dengan Pemprov DKI untuk melaksanakan KJS.

Selain itu, mangkrak-nya gaji petugas kebersihan menunjukkan Jokowi tak pandai dalam mengatur tugas staf dan bawahannya. Seleksi promosi jabatan terbuka atau lelang jabatan, menurutnya, telah menabrak aturan dan semakin menyingkirkan lulusan-lulusan IPDN, yang memang dididik untuk menjadi aparat Pemprov DKI, seperti lurah dan camat.

"Birokrasi DKI itu semakin rusak. Di lelang jabatan itu, ada sistem senioritasnya. Saya tahu persis karena saya itu mengajar soal pemerintahan," kata Iberamsjah.

Kinerja Jokowi untuk mengatasi kemacetan pun, menurutnya, hingga saat ini belum kelihatan. Bahkan, Iberamsjah mengatakan kalau Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Basuki justru semakin macet dan lalu lintas semakin tidak teratur.

Titik banjir, yang pada tahun 2007 hanya sekitar di sembilan kecamatan, kata dia, di bawah kepemimpinan Jokowi, titik banjir justru semakin bertambah. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa banjir yang menerpa Jakarta di awal tahun 2013 lalu. Selain titik banjir yang semakin bertambah, permukiman kumuh juga semakin bertambah.

Janji Jokowi untuk tidak menggusur pedagang kaki lima (PKL), menurutnya, juga diingkari oleh Jokowi. Hal itu dibuktikan dengan penataan PKL di Tanah Abang, Jatinegara, dan Pasar Minggu.

"Jadi, intinya Jokowi itu tidak usah memikirkan elektabilitas untuk menjadi presiden. Konsentrasi saja urusi Jakarta sesuai dengan janji-janji kampanye. Masak kemarin Solo ditinggal dan membuat warga Solo kecewa, sekarang Jakarta mau ditinggal juga," tegasnya.

Aksi blusukan yang kerap dilakukan Jokowi pun dianggap sebagai upaya pencitraan, mulai dari aksinya masuk ke gorong-gorong hingga melihat tumpukan sampah di pinggir pintu air Manggarai. Dari hasil blusukan-nya itu, menurutnya, tak ada realisasi seusai ia blusukan.

Contohnya saja, Dinas Pekerjaan Umum DKI yang hingga kini tidak melebarkan diameter gorong-gorong Bundaran Hotel Indonesia. Menurutnya, ada saja wacana baru yang terlontar dari Jokowi-Basuki sehingga menutup isu lama yang seharusnya dikerjakan oleh mereka.

Selanjutnya, Jokowi pun diimbau untuk memiliki masterplan yang jelas agar ia dapat mengetahui akan dibawa ke mana Jakarta ke depannya. Melalui masterplan itu, ia bersama pejabat Pemprov DKI lainnya dapat merealisasikan program unggulan dengan jelas dan terencana.

Selain itu, Iberamsjah menuding kalau program-program unggulan yang dimiliki Jokowi hanyalah program lama atau program pemerintah sebelumnya yang hanya ia teruskan dan ia ganti namanya. (KOMPAS)

http://assets.kompas.com/data/photo/2013/07/12/203046820130710-135732780x390.JPG

Kasian jokowi....

Seperti orang2 merusak KPK-lah orang2 merusak jokowi...dengan puja puji...

Itu sadisme rutin dalam sejarah kita...seperti yg dialami sukarno 20 thn, suharto 32 thn..KPK 10 thn..

Nanti begitu mulai banyak salahnya dimaki2 dan ditinggal begitu saja...

Mari bantu jokowi selesaikan banjir dan macet sebagaimana janjinya dalam pemilu...

Mari bantu jokowi sekesaikan masalah2 inti ibukota...yg sering beda dgn orientasi hariannya...

Jakarta harus jadi ibukota Indonesia Raya yang penduduknya nyaris 300 juta...

Mari bantu jokowi bangun transportasi paling massal di Indonesia..

Tidak cukup itu, untuk urai kemacetan dan kepadatan penduduk mari bantu jokowi relokasi perumahan...

Mari bantu jokowi fokus pada penanganan banjir...sebab banjir ini mimpi buruk kita semua...

Kasian jokowi...pedagang survey mengintainya...

Jokowi adalah komoditi opini dan berita politik...

Kasian jokowi, kasian ahok...lebih kasian lagi jakarta...

Fokus penanganan masalah laten di ibukota terancam...keberanian lebih penting dari popularitas...

Semoga kita semua siuman di bulan puasa ini... bahwa tugas kita membangun sistem..bukan akrobat popularitas..

Membangun Ibukota metro yang sophisticated tidak cukup dengan wawancara TV... jokowi perlu bicara tingkat tinggi...

Ekpektasi kita tentang ibukota tak pernah turun...inilah yg mengintai kiprah jokowi-ahok...

Selamat puasa selamat introspeksi... hindari puja puji sebab kau bisa gila hormat dan mati berdiri...

 by @Fahrihamzah


sumber | edan77.blogspot.com | http://megapolitan.kompas.com/read/2013/07/22/0830495/Pengamat.Kinerja.Jokowi.Jangan.Ditanya.Lagi.Masih.Berantakan.

No comments:

Post a Comment