Bukan hanya asal pergi, pahami etika dan patuhi rambu-rambu agar liburan kita berkesan. Ingat, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung!
SELAMA sepekan ini, perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun ini menjadi salah satu topik paling hangat di media sosial. Bukan karena keindahan festival lampion yang menjadi daya tarik perayaan ini. Atau suasana hikmat dari ritual Waisak itu sendiri. Melainkan dari rombongan turis yang datang dan malah menggangu umat Buddha yang beribadah di sana�dengan berteriak teriak, mengambil foto para Biksu dari dekat, membuang sampah sembarangan, hingga bersumpah serapah ketika festival lampion gagal dilangsungkan karena hujan. Ck, ck, ck!
Sebenarnya perilaku semacam ini bukan hal yang baru. Bukan rahasia lagi kalau para turis sering berbuat seenaknya di tempat wisata karena mereka merasa sudah merasa membayar mahal untuk perjalanan mereka. Hanya untuk punya gambar-gambar bagus di akun Instagram, mereka melanggar yang sudah dilarang dan memotret yang tidak sepatutnya dipotret, Belum lagi kebiasaan kronis membuang sampah sembarangan, mencorat-coret, sampai bersuara gaduh. Seorang guide yang pernah mengantarkan DailySylvia ketika berwisata ke Borobudur pernah berkata, �Mengarahkan orang pintar itu mudah, yang sulit itu mengarahkan orang yang merasa dirinya pintar lalu berbuat semaunya.� sambil menunjuk rombongan turis yang memanjat stupa, merogoh patung sementara para guide lain dan tim security kerepotan berusaha mencegah mereka.
Tentunya kita tidak mau menjadi orang-orang �sok pintar� yang berlaku tidak pantas di tempat wisata, bukan? Menjadi �wisatawan pintar� sebenarnya sangat mudah, all you need is your logic and respect.
DO Follow The Signs
Kalau kita bisa membaca tulisan ini maka kita juga bisa menjadi wisatawan yang pintar. Karena peraturan di sebuah tempat wisata biasanya ditulis di tiap sudut lokasi dengan tulisan besar-besar. �Jangan Merokok�, �Dilarang Membuang Sampah Sembarangan�, �Dilarang Memotret.� �Dilarang Bersuara Gaduh� dan lain sebagainya. Dengan berlaku arif sesuai aturan yang berlaku, setidaknya kita bisa berwisata dengan tenang tanpa menggangu kepentingan orang lain.
DO Have Respect
Tempat wisata, baik yang berupa lokasi keindahan alam, peninggalan budaya, museum, taman hiburan, dan lainnya adalah aset bersama. Tak jarang tempat yang kita kunjungi adalah aset dunia karena tidak akan ditemukan tempat sejenis di belahan dunia manapun. .Apabila kita punya rasa memiliki rasa memiliki dan hormat terhadap tempat tersebut maka otomatis kita akan berpikir berkali-kali untuk mengotori dan merusak tempat tersebut, atau berbuat tidak pantas. Satu catatan lagi, akan sangat baik bila kita menonton sebuah ritual keagamaan, kita tidak berlaku tidak pantas hanya karena kita tidak menganut kepercayaan tersebut. If you can�t tolerate it, just stay home.
DO Ask First
Ketika kita mengunjungi sebuah wisata, ada beberapa bagian yang memiliki peraturan yang berbeda. Seperti ada bagian dimana kita diperbolehkan memotret, dan ada bagian lain dimana hal ini dilarang. Untuk memastikan kita tidak menganggu orang lain atau melanggar peraturan, tak ada salahnya untuk bertanya dahulu kepada guide atau petugas setempat.
DON�T Just Follow The Hype
Banyak turis yang datang ke suatu tempat wisata hanya sekadar ikut-ikutan tanpa mengenal tempat yang dikunjungi. Percaya atau tidak, banyak pengunjung upacara Waisak yang datang ke Borobudur pekan lalu mengaku tidak tahu bahwa yang mereka hadiri adalah upacara keagamaan. Karena itu, ada baiknya untuk sedikit mempelajari lokasi wisata yang akan kita kunjungi untuk mengenal tempat tersebut secara lebih baik. Selain membuat perjalanan kita menjadi lebih mengesankan, a little more knowledge woudn�t hurt, right? So, selamat berwisata�dengan santun! DS (RT, Foto: Zimbio, Robwoodburn, Arkurinus)
sumber | iniunic.blogspot.com | http://www.dailysylvia.com/saatnya-jadi-turis-pintar-dan-berbudaya/
No comments:
Post a Comment